Es Dung Dung

26 Agu

Pada saat PT unilever melalui es Krim Walls nya mengeluarkan es dung-dung,  saya ingin mencobanya dan rasanya enak juga, mirip atau hampir sama dengan es dung-dung yang dijual pedagang keliling diperumahan-perumahan ataupun di sekolah-sekolah waktu saya masih SD dulu. Ada nilai-nilai positif dengan produk ini, konsumen lebih yakin dengan tingkat hygenisnya, bisa dibeli lebih mudah karena jaringan PT unilever yang sangat luas.  Saya juga merasa diuntungkan karena suka dengan es krim tipe ini, es dung-dung dan sekarang lebih mudah belinya, ada hampir di tiap gerai indomaret dan juga delivery order. Tentunya konsumen diuntungkan tetapi rasa kasihan mulai timbul buat pedagang es dung-dung. Mereka rata-rata orang tua yang sulit untuk belajar seperti yang di sarankan banyak motivator seperti TDW. Mereka bukan orang yang minta-minta, mereka mau bekerja dengan cara yang halal walaupun sederhana. Bisakah mereka survive secara natural tanpa bantuan orang lain ? Secara logis sulit, walaupun secara iman tidak ada yang mustahil. Disini perlunya kebijakan dari pemerintah yang dapat membela orang-orang yang menjadi korban industri kapitalis yang tidak kenal belas kasihan. perlu mereka diberi hak cipta sehingga PT unilever wajib bayar royalti kepada mereka karena idenya adalah dari budaya Indonesia dan para pedagang itu. Melarang PT unilever menjual es dung-dung juga tidak perlu karena juga menguntungkan konsumen, perlu dibuat program CSR dari PT unilever mendidik para tukang es dung-dung punya pekerjaan lain yang lebih besar incomenya dan lebih sedikit kerjanya.

Jadi logikanya adalah Corporation besar dengan mudah mengilas pedagang yang lebih kecil. coba pikirkan bentuk-bentuk lainnya, selamat berpikir.

Iklan

Energi Angin

30 Jul

Sering berita “Nelayan tidak bisa melaut karena tidak ada BBM” atau sejenisnya. Berita ini seharusnya tidak terjadi apabila nelayan sudah ahli memanfaatkan angin dengan perahu layar, memang sepertinya berat jika pakai perahu layar, karena beberapa hal: tidak biasa, artinya sudah biasa dengan kondisi maunya sendiri tidak peduli lingkungan. perahu layar harus memperhatikan lingkungan untuk bisa jalan harmonis dan mencapai tujuan. Perahu nelayan dengan BBM cukup perhatikan ombak dan tidak perlu sejalan dengan angin sehingga sepertinya “aku lebih kuat dari alam” atau “aku tidak perlu sejalan dengan alam”. Makanya sulit untuk para nelayan kembali mamakai perahu layar karena ego tersebut. Juga ditmabahkan statement bagiamana menang dengan kapal asing kalau kita hanya memakai perahu layar ? ada betulnya sepertinya tetapi jangan lupa kita bisa pakai perahu layar modern, yang dapat dikembangkan anak bangsa sehingga tidak kalah dengan perahu asing. Kita juga bisa mengembangkan perahu layar hybrid dengan mesin memakai BBM. Tujuannya adalah ketergantungan terhadap BBM sangat bisa dikurangi, bukan meniadakan sehingga semua tujuan tercapai. terutama melatih nelayan berharmoni lagi dengan alam dan tidak ego centris sehingga akan membentuk mental yang lebih baik.

Jadi untuk memakai perahu layar perlu; mengubah kebiasaan dan berharmoni dengan alam, mengembangkan perahu layar modern sehingga tidak kalah dengan kapal asing.

 

Melindungi Binatang yang telah Mati

30 Jul

Ada berita menarik yang menurut saya tidak masuk akal sehat yaitu: http://news.detik.com/read/2012/07/30/062924/1977808/10/polisi-tak-akan-biarkan-warga-potong-paus-yang-mati-di-muara-gembong?n990102mainnews sedangkan di berita lain diluar negeri http://news.detik.com/read/2012/08/02/150811/1981516/1148/bangkai-paus-30-ton-di-australia-dipotong-potong-dibuang-ke-tempat-sampah?n990102mainnews

Disini adalah melindungi binatang YANG TELAH MATI, kalau binatang itu masih hidup, masih wajar walaupun mungkin hanya permainan politik untuk menunjukan siapa yang berkuasa. Logikanya kalau binatang telah mati, apa gunanya tidak boleh dimanfaatkan oleh rakyat ? SUDAH MATI, masih perlu perlindungan adalah hal pembodohan masyarakat yang dilakukan LSM asing.

Mari kita gunakan akal sehat kita, apa efek dari perlindungan jika yang dilindungi sudah mati ? Semoga rakyat tidak mudah menjadi objek pembodohan.